Budaya meneliti di kalangan generasi milenial harus terus dikembangkan. Pasalnya, tidak sedikit karya-karya penelitian atau inovasi siswa Indonesia yang berkualitas dan mampu disejajarkan dengan riset dari anak-anak luar negeri.

Oleh karenanya, pendampingan dan pembinaan harus terus dilakukan secara berkesinambungan. Dengan demikian, inovasi tersebut dapat dikembangkan menjadi produk yang memiliki manfaat bagi bangsa dan masyarakat banyak.

Staf Ahli Kemenkumham, Min Usihen mengatakan, pihaknya mendorong kepada para siswa untuk terus berkarya dan mengembangkan penelitian. Untuk selanjutnya, karya-karya anak-anak Indonesia dapat di daftarkan ke Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual.

Sehingga, dapat diakui di kancah nasional dan internasional. “Kami nantikan karya-karya generasi muda untuk didaftarkan, sehingga ada perlindungan bagi kekayaan intelektual yang dihasilkan teman-teman,” ujar Min, saat acara penutupan Festival Seni dan Budaya (FSB) 2020, di Sekolah Kharisma Bangsa.

Dikatakan, kemampuan anak-anak Indonesia dalam melakukan penelitian merupakan bukti nyata bahwa generasi muda memiliki segudang talenta untuk membangun bangsa. Jika direspon dengan baik, maka akan melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul di masa mendatang.

“Membangun SDM unggul diyakini menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia maju, agar dapat menghadapi tantangan global yang semakin dinamis,” imbuhnya.

Menurutnya, penyelenggaraan FSB 2020 merupakan wujud komitmen untuk membangun SDM unggul di bidang sains, seni, dan budaya.

“Ini cukup menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya di bidang sains, seni dan budaya. Dan karya-karya mereka menunjukkan bahwa Indonesia mampu, dan miliki kemampuan, bakat, dan keahlian yang dapat bersaing di internasional,” tutur Min Usihen.

Sementara itu, Presiden Indonesian Science Project Olympiad (ISPO), Riri Fitri Sari, sangat mengapresiasi karya siswa yang ikut dapat FSB. Menurutnya, mereka mampu berpikir kritis untuk mencari solusi atas permasalahan sosial dan lingkungan yang terjadi di tengah masyarakat akhir-akhirnya.

Dia menyebutkan, ada penelitian yang mengangkat soal bencana likuifaksi di Palu, kemudian ada yang mencari solusi atas kebakaran hutan dan lahan.

“Dengan kemampuan melakukan riset dan menjawab pertanyaan atas apa yang terjadi di alam, banyak yang terpulai dengan kemampuan anak-anak ini. Mereka sudah mampu melakukan imajinasi untuk menyelesaikan permasalahan,” ungkapnya.

Menurutnya, para peneliti muda ini menjadi aset bangsa yang harua terus dibina. “Anak-anak ini menjadi bagian kecil yang bisa mengubah Indonesia semakin maju dan modern,” tutur Riri.

Sumber : SuaraMerdeka